Saturday, June 20, 2015

Pengalaman pertama ke KFC


Restoran cepat saji KFC adalah sebuah restoran waralaba yang bercabang diseluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Nama KFC sendiri adalah singkatan dari Kentucky Fried Chicken. Nama Kentucky pada singkatan tersebut adalah nama kota terbesar di wilayah Louisville Negara bagian Amerika Serikat. Didirikan pada tahun 1930 dengan pendirinya yaitu Harland Sanders. Restauran yang terkenal dengan ayam gorengnya didalam Timba/Bak ini cukup familiar dengan lidah orang Indonesia. Dengan menyebut “Ayam kentaki” mungkin sudah terbenak dalam pikiran anak-anak bahwa ayam tersebut sangat enak dan lezat.
Ketika saya mengunjungi salah satu restauran KFC di Surabaya, tepatnya di jalan Diponegoro. Pada saat itu tanggal 16-06-2015 sehabis pulang kuliah saya tertarik untuk masuk dan makan di restauran KFC. Dengan memarkir sepeda motor tepat disamping restauran, saya langsung masuk menuju pintu utama. Setelah saya masuk, terpampanglah garis antrian didepan kasir yang pada saat itu tidak terlalu banyak pembeli. Lantas saya langsung ikut antri dibelakang sendiri. Setelah tiba giliran untuk memesan, saya langsung memesan paket super besar sebagaimana gambar diatas tempat kasir. Paket tersebut berharga Rp. 27.500,-  dengan paket isi minuman berkola satu gelas, ayam besar satu jenis, dan nasi yang dibungkus satu jenis.
 Setelah mendapatkan pesanan, langsung saya menentukan tempat duduk yang akan saya singgahi untuk makan. Kursi dipojok depanlah yang saya pilih sebagai tempat duduk. Sembari mencopot tas dari punggung, saya melihat beberapa orang memencet-mencet tombol yang bertuliskan Chili Sauce dan Tomato Sauce. Lantas saya juga tertarik untuk memencet tombol tersebut sebagai sauce. Saya hampiri tombol tersebut dengan memilih yang Chili Sauce/Pedas sebagai saos ayam goreng.
Pada gigitan pertama, “Krenyes-krenyes” rasanya sangat beda dari ayam kebanyakan. Apa mungkin hal tersebut dikarenakan tulisan “The secret recipe” yang terpampang pada tembok sebelah kiri saya. Namun entahlah, apapun resepnya yang penting saya merasakan kenikmatan pada malam itu. Satu lagi yang menjadi ciri khas restauran KFC adalah minuman bersodanya seperti Fanta, Sprite dll. Pada saat itu minuman bersoda saya adalah Pepsi hitam. Tak terbayang betapa nikmatnya setelah makan ayam goreng lalu minum minuman bersoda.
Setelah puas menyantap hidangan makan malam, saya langsung teringat dosen favorit saya berkata kepada saya dan teman-teman saya disela-sela pelajaran “Kalau punya anak, bawalah sekali-kali ke KFC, supaya tidak dibawa oleh orang lain kesana.” Kalimat tersebut tentu membutuhkan penafsiran sastra yang amat dalam. Bahwa ketika kita mempunyai anak maka bawalah sekali-kali anak kita ketempat hiburan seperti karaoke, ke pantai termasuk juga di KFC. Agar supaya anak kita ke depan puas dengan masa kecilnya dan enggan untuk diajak pergi pergi oleh orang lain ketika besar nanti.
    Satu hal yang membuat saya bingung setelah makan adalah cuci tangan. pada saat itu saya makan tanpa sendok dengan kata lain makan dengan tangan. Lalu saya bingung bagaimana membersihkan tangan saya sehabis makan. saya berpikir sejenak sembari melihat balon-balon indah disamping-sampping tembok dan menemukan ide untuk pergi ke toilet. Langsunglah saya menuju ke toilet. Ketika berada didepan toilet saya melihat wastafel yang terbuat dari aluminium, namun wastafel itu tidak memiliki tombol sama sekali. Saya berpikir sejenak tentang wastafel tersebut dengan membayangkan untuk menyentuh wastafelnya. Lalu saya memegang wastafel tersebut dengan harapan wastafel tersebut berfungsi dan mengeluarkan air. Ternyata eh ternyata ketika saya memegang wastafel tersebut dengan sedikit kaget saya merasa wastafel tersebut nyetrum. Dengan tersenyum saya memegang tangan saya dan menemukan ide lagi untuk menempatkan tangan saya dibawah wastafel tersebut. Ternyata benar dugaan saya bahwa wastafel tersebut adalah otomatis. Buktinya dengan menaruh tangan saya dibawah wastafel tersebut, wastafel tersebut langsung mengeluarkan air.
Kembali ke tempat duduk semula, sejenak saya beristirahat sebelum menuju ke rumah. Sambal menikmati suasana restaurant cabang amerika tersebut saya melihat beberapa kasir sibuk dengan pesanan para pembeli. Restaurant tersebut tercukupi oleh cahaya lampu di setiap sudut ruangan. Oleh karenanyalah ruangan tersebut terlihat menarik dibagian luar ruangan. Dengan warna tembok merah dan putih yang menjadi warna khas restauran tersebut. Sebagian tembok dilapisi dengan balon-balon yang seolah-olah mirip dengan ruangan anak-anak.
Puas dengan segala kondisi yang cukup memanjakan pada malam itu, lantas saya menggendong tas saya kembali untuk pulang. Keluar melalui pintu utama, langsung menuju ke tempat parkiran dimana saya memarkirkan sepeda v-ixion saya. Lalu pulanglah dengan semilir angin malam yang sangat segar menyelimuti seluruh tubuh.



MK 

No comments:

Post a Comment