Makalah Bahasa Indonesia
“Kalimat Efektif”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Zaman makin berubah, tekhnologi pun berkembang pesat.
Fenomena kurangnya minat keterampilan mengarang saat ini sangat
mengkhawatirkan. Keterampilan mengarang adalah keterampilan yang bersifat
mekanistik, dan keterampilan itu tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori
saja, akan tetapi keterampilan tersebut baru dapat dikuasai oleh orang-orang
yang rajin berlatih.
Tanggung jawab perbaikan pelajaran mengarang tidak dapat
dilepas dari diri kita. Dalam rangka itulah penulis mencoba menggugah perhatian
rekan-rekan sekalian untuk lebih memperhatikan keterampilan menulis paragraf
dan pengembangannya, serta berusaha melaksanakan pelajaran mengarang dengan
cara yang menarik dan efektif.
1.2.
Rumusan
Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan paragraf?
b.
Apa saja jenis-jenis paragraf?
c.
Bagaimana cara mengembangkan
paragraf?
1.3.
Tujuan
Penulisan
a.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan paragraf.
b.
Agar kita dapat mengetahui
bentuk-bentuk paragraf.
c.
Untuk mengetahui bagaimana caranya
mengembangkan paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Paragraf
Paragraf secara etimologi berasal
dari bahasa Inggris yang artinya alenia atau garis baru. Dalam kamus bahasa
Indonesia edisi ke-3 dari terbitan Departemen Pendidikan Nasional tertera
penjelasan bahwa alenia atau paragraf adalah suatu pikiran yang lengkap atau
satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke
dalam atau jarak spasinya lebih. Dalam kamus tersebut, alenia di artikan pula
sebagai paragraf.
Paragraf atau alenia juga dapat di
artikan suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Adapun ciri atau
karakteristik paragraf antara lain sebagai berikut:
a.
Setiap paragraf mengandung makna,
pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan
karangan.
b.
Paragraf umumnya dibangun oleh
sejumlah kalimat.
c.
Paragraf adalah satu kesatuan
ekspresi pikiran.
d.
Paragraf adalah kesatuan yang
koheren dan padat.
e. Kalimat-kalimat
paragraf tersusun logis dan sistematis.
Berdasarkan
penganalisaan atas beberapa sumber yang memberikan keterangan tentang paragraf
serta dilengkapi atau dipadukan dengan hasil pengamatan, dapat kita simpulkan
bahwa defenisi paragraf adalah sebagai berikut; paragraf adalah seperangkat
kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekpresi pikiran
yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan.
2.2.
Jenis-Jenis Paragraf
-
Paragraf ditinjau dari letak kalimat
utamanya, yakni:
a.
Paragraf deduktif.
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat utamanya
di awal paragraf, atau kalimat topiknya terletak di awal paragraf. Kalimat
topik tersebut dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai
bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum
menjadi jelas. Paragraf deduktif berpolakan umum-khusus. Adapun contoh paragraf
deduktif adalah sebagai berikut:
“Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan laboratorium
kesenian, STSI memiliki komitmen tinggi untuk berperan aktif dalam mengemban
visi dan misinya. Selain menyelenggarakan seni jenjang D3, S1, pasca sarjana
(S2 dan S3), juga menyelenggarakan studi lanjutan jalur professional. Jenjang
D3 meliputi program studi karawitan, tari, kriya tekhnik, dan kriya panggung.
Jenjang S1 meliputi program studi karawitan, etnomusikologi, pedalangan, tari
dan kriya seni. Program S2 meliputi program studi penciptaan seni”.
b.
Paragraf induktif.
Paragraf induktif adalah paragraf yang letak kalimat
topiknya di akhir paragraf, paragraf ini dimulai dengan penjelasan
bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat
pengembang. Paragraf induktif berpolakan khusus-umum. Adapun contoh paragraf
induktif adalah sebagai berikut:
“Setiap tahun, sekitar 85 % mahasiswa STSI Surakarta
memperoleh berbagai penghargaan berupa beasiswa maupun sponsorship lainnya.
Beberapa mahasiswa yang berprestasi akademik bagus sering terlibat dalam
berbagai misi dan forum kesenian mahasiswa, baik didalam maupun diluar negeri.
Sekitar 90% lulusan STSI Surakarta bekerja di Indonesia maupun dimancanegara
sebagai seniman professional maupun dilembaga seni, studio seni, industry
kecil, kerajinan, dan sebagainya. Hal ini mengokohkan STSI Surakarta sebagai
institusi pendidikan yang mampu mempersiapkan SDM unggul dalam bidang seni yang
siap berkiprah dimasyarakat.
c.
Paragraf campuran.
Paragraf campuran adalah paragraf yang letak kalimat
topiknya di awal paragraf dan di akhir paragraf, Paragraf campuran dapat
dimulai dengan kalimat topic disusul kalimat pengembang, dan di akhiri dengan
kalimat penegas. Adapun contoh dari paragraf campuran adalah sebagai berikut:
“Gengsi irama dangdut semakin meningkat. Bila dahulu irama
ini di anggap kampungan, peralatan, asal ada, dan tempat pertunjukan pun
didaerah pinggiran, kini suasana berubah, irama dangdut tidak lagi di anggap
sebagai kampungan. Peralatannya lengkap, megah dan modern, tidak kalah dengan
peralatan grup music pop. Artis-artisnya pun tidak kalah hebat dari artis grup
musik terkenal, baik dalam cara berpakaian, bergaya, maupun dalam hal suara.
Irama dangdut sudah bisa muncul dipesta-pesta besar, digedung-gedung megah.
Bahkan irama dangdut muncul dari tempat-tempat mewah seperti hotel, klub malam,
dan mobil-mobil mewah. Jelaslah bahwa irama ini sudah menembus kaum ‘gedongan’
dan kampus”.
d.
Paragraf naratif.
Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat topiknya
menyebar, baik di awal, ditengah, maupun di akhir paragraf. Biasanya paragraf
naratif ini, semua gagasan dipandang penting, tidak ada didahulukan dan
dikebelakangkan. Adapun contoh dari paragraf naratif adalah sebagai berikut:
“Biasanya, pendongeng membawa imaji pendengar, sehingga
pendengar dapat mengubah informasi yang tidak terstruktur menjadi sebuah pesan
ringkas yang disimpan didalam otak penerima pesan. Proses kejiwaan ketika
sedang terjadi proses peringkasan cerita
dapat variatif, karena tergantung kepada minat penerima pesan. Oleh
karenanya, dongeng yang sedang dilantunkan harus memperhatikan suasana dan
kondisi pendengar”.
-
Paragraf ditinjau dari isinya,
yakni:
a.
Paragraf deskriptif.
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan
sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tujuannya adalah melukiskan atau
memberikan gambaran dengan terperinci (sejelas-jelasnya) tentang suatu hal
(objek), sehingga seolah-olah pembaca dapat melihat sendiri objek tersebut.
Adapun contoh paragraf deskriptif adalah sebagai berikut:
“Akhirnya terpilih bintang iklan sabun mandi itu. Gadis itu
berambut panjang, wajahnya oval dengan mata bulat berwarna kecoklatan, hidung
mancung dan bibir mungil yang penuh senyum. Siapakah dia?. Dialah Luna Maya,
gadis kelahiran Bali yang memiliki beberapa prestasi itu, sejak tahun 2006
terpilih sebagai gadis lux menggantikan Febi Febiola yang telah habis masa
kontraknya”.
b.
Paragraf naratif.
Paragraf naratif adalah paragraf yang berisi cerita adanya
tokoh dan peristiwa, adapun karakteristik paragraf narasi yakni adanya urutan
peristiwa, adanya tokoh dan mengandung amanat yang tersirat (implisit). Sebagai
contoh paragraf naratif adalah sebagai berikut:
“Inilah sebuah kisah, tersebutlah seorang pemuda bernama
Malin Kundang dan tinggal disebuah daerah disebelah selatan kota Padang. Malin
Kundang adalah anak tunggal sepasang suami istri nelayan. Ketika masih didalam
kandungan, ia ditinggal pergi oleh ayahnya berlayar dan tidak pernah kembali
lagi. Iapun di asuh oleh ibunya. Kehidupan mereka sangat sederhana, sejak kecil
Malin Kundang sangat disayang oleh ibunya, kemanapun ia pergi ibunya selalu
mengawasi.
Setelah dewasa, Malin Kundang meminta izin untuk pergi
merantau, meskipun berat hatinya, sang ibu mengizinkan Malin Kundang pergi.
Sebelum pergi, sang ibu membekali nasehat kepada Malin Kundang agar senantiasa
ingat pada orang tua dan kampong halamannya. Setelah puas menasehati anaknya,
sang ibu ikut ke pelabuhan melepas kepergian anaknya”.
c.
Paragraf ekspositif.
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang berisi pemaparan
atau uraian yang berisikan cara kerja dan lain-lain. Adapun karakteristik
paragraf ekspositif yakni adanya identifikasi, adanya objek dan adanya contoh,
grafik dan gambar. Berikut ini contoh paragraf ekspositif:
“Di Indonesia yang beriklim tropis memang tak pernah ada
penguin. Namun, bukan berarti orang Indonesia tak bisa melihat langsung hewan
yang biasa hidup di daerah bersalju itu. Saat ini, Taman Safari Indonesia
segera menghadirkan binatang berbulu tebal tersebut ditanah air. Penguin ini
berasal dari Jepang yang dikenal dengan penguin humboid atau dalam bahasa
latinnya disebut spheniscus humboidti.
Saat ini pengelola Taman Safari Indonesia sudah mendatangkan yang terdiri dari
enam ekor jantan dan enam ekor betina”.
d.
Paragraf argumentatif.
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang memberikan fakta
untuk mempengaruhi pembaca. Adapun karakteristik paragraf argumentasi yakni
adanya objek, adanya contoh, grafik dan gambar dengan tujuan agar mempengaruhi
pembaca. Sebagai contoh paragraf argumentatif adalah berikut ini:
“Ya, anak-anak kita sudah menjadi robot. Mereka setiap hari
harus menanggung beban mata pelajaran, menghafal rumus ini-itu, membuat tugas,
les ini-itu, ikut pelatihan ini-itu, ikut bimbingan mata pelajaran untuk ujian
nasional, untuk masuk perguruan tinggi, untuk masa depan mereka, katanya.
Mereka kehilangan waktu bermain; kehilangan keindahan masa kecil; belajar pagi
sampai sore; ketika sampai dirumah harus belajar lagi untuk esoknya, dan kadang
tak pernah bisa tidur nyenyak. Yang terbayang adalah guru-guru yang siap
memberikan hukuman di sekolah ketika mereka terlambat masuk; ketika tidak
membuat tugas; ketika tidak hafal rumus; ketika sepatunya tidak seragam; ketika
uang sekolahnya terlambat; ketika uang beli bukunya terlambat hingga mereka
lupa sarapan atau sekedar minum susu yang kini harganya melangit, dan itupun
isunya tercemar bakteri mematikan. Sistem pendidikan kita tidak memberikan
tempat kepada siswa untuk berfikir bebas, mempertanyakan sesuatu, berdiskusi
dan sebagainya. Anak-anak dicekoki dengan dogma dan aturan-aturan yang membuat
mereka benar-benar dihantui”.
e.
Paragraf persuasif.
Paragraf persuasif adalah paragraf yang berisikan ajakan,
himbauan seseorang untuk melakukan ajakan atau himbauan tersebut. Adapun contoh
paragraf persuasif adalah sebagai berikut:
“Teman-teman, seperti yang telah saya uraikan sebelumnya,
bahwa kenakalan remaja dapat di atasi dengan salah satu cara, yaitu menyalurkan
kelebihan energi yang dimiliki remaja tersebut pada kegiatan yang positif dan
dinamis. Oleh karena itu, marilah kita bekerjasama mencari jalan keluar untuk
kegiatan remaja yang positif dan dinamis agar dapat mengurangi dampak negatif
kenakalan remaja”.
2.3.
Pengembangan Paragraf
Seribu cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam
mengajari siswanya untuk menyusun paragraf. Cara mana yang paling baik dan
tepat sangat sukar ditetapkan. Pemilihan cara sangat tergantung kepada beberapa
faktor berikut ini:
a)
Faktor usia seseorang atau siswa.
b)
Kesiapan seseorang atau siswa.
c)
Tingkat pendidikan seseorang atau
siswa.
d)
Bahan.
e)
Alat bantu.
f)
Situasi.
Pemilihan cara untuk mengembangkan paragraf sangat
bergantung pada pertimbangan, kejelian mata, atau kecermatan guru guru. Dibawah
ini ada beberapa altenatif pengembangan
paragraf.
a)
Menyalin.
Adapun dengan cara ini, guru mempersiapkan suatu model
paragraf, model ini diperbanyak dan dibagikan kepada setiap siswa. Tugas siswa
menyalin kembali paragraf tersebut sesuai dengan susunan dan bunyi aslinya pada
buku kerja mereka masing-masing, hasil kerja siswa lalu diperiksa oleh guru.
Adapun cara menyalin ini sangat efektif untuk memperkenalkan kata, kelompok
kata, susunan kata, urutan kata dalam kalimat, susunan kalimat, dan lain-lain.
b)
Dikte.
Adapun cara pengembangan paragraf melalui dikte hamper sama
dengan menyalin, akan tetapi medianya mata sedangkan dalam dikte telinga
sebagai media utamanya. Melalui dikte, para siswa dapat mengenal, menghayati
dan mengetahui apa yang dimaksud dengan paragraf, bagaimana cara menulisnya,
bagaimana strukturnya, dan apa saja elemen-elemennya. Bahkan dikte sangat
berguna dalam menumbuhkan keterampilan menyimak.
c)
Meringkas bacaan.
Adapun dengan cara ini, guru mempersiapkan bahan bacaan, dan
siswa dapat mengambil bahan penulisan paragraf. Artinya, hasil membaca dalam
bentuk ringkasan dapat dinyatakan satu atau lebih paragraf. Ada beberapa
manfaat yang dapat dipetik dari pelatihan menyusun paragraf melalui cara
meringkas bacaan, antara lain:
1)
Melatih mengembangkan cara berfikir
kritis dan sistematis;
2)
Mengembangkan keterampilan
menyimpulkan isi bacaan;
3)
Mengembangkan kemampuan merumuskan
kalimat topik;
4)
Menumbuhkan kemampuan mengembangkan
kalimat topik;
5)
Lebih memantapkan keterampilan
menyusun paragraf.
d)
Menganalisis gambar.
Suatu gambar atau seri gambar dapat dijadikan bahan penyusun
paragraf. Gambar atau seri gambar pada
hakikatnya mengekspresikan suatu hal, bentuk ekspresi tersebut dalam fakta
gambar, bukan dalam bentuk bahasa. Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut
dapat dinyatakan kembali dalam bentuk kata atau kalimat. Pengembangan paragraf dengan
cara menganalisa gambar sangat banyak manfaatnya, antara lain sebagai berikut:
1)
Mengembangkan keterampilan melihat
hubungan sebab akibat atau pesan yang tersirat pada gambar;
2)
Mengembangkan daya imajinasi siswa;
3)
Melatih kecermatan dan ketelitian
siswa dalam memperhatikan sesuatu;
4)
Mengembangkan daya interprestasi
bentuk visual ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat;
5)
Merubah hasil pengamatan ke dalam bentuk kalimat
topik, serta menjabarkannya ke dalam kalimat-kalimat pengembang.
e)
Mendeskripsikan pengalaman.
Pengalaman merupakan sumber atau bahan penyusun paragraf
yang tidak ada habis-habisnya. Mengambil pengalaman pribadi sebagai bahan
penulisan paragraf memberikan beberapa kemudahan kepada siswa, kemudahannya
yakni penghayatan terhadap isi atau bahan, itu sangat membantu dalam perumusan
kalimat topik dan kalimat-kalimat pengembangnya. Ini berarti bahwa penyusunan
paragraf secara keseluruhan semakin mudah.
BAB
III
PENUTUP
a)
Paragraf adalah seperangkat kalimat
yang tersusun logis-sistematis, yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran
yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan.
b)
Jenis-jenis paragraf ditinjau dari
letak kalimat utamanya:
1.
Paragraf deduktif. 3. Paragraf campuran.
2.
Paragraf induktif. 4. Paragraf naratif.
c)
Jenis paragraf ditinjau dari isinya:
1.
Paragraf deskriptif. 4. Paragraf argumentative.
2.
Paragraf naratif. 5. Paragraf persuasif.
3.
Paragraf ekspositif.
d)
Adapun cara pengembangan paragraf
yakni:
1.
Menyalin. 4. Menganalisis gambar.
2.
Dikte. 5. Mengekspresikan pengalaman.
3.
Meringkas bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
Tarigan, Djago. 1979: Membina
keterampilan menulis paragraf dan pengembangannya: Bandung: Angkasa.
Suryo,
Domas, dkk. 2012: Panduan latihan ujian
nasional bahasa Indonesia (untuk SMA): Banyu Agung: Haka MJ.
Harrah's Las Vegas Hotel & Casino - JTM Hub
ReplyDeleteHarrah's 순천 출장마사지 Las Vegas Hotel & Casino · Casino in 양주 출장샵 the 창원 출장샵 heart of the Las Vegas Strip · Las Vegas 파주 출장안마 Strip 화성 출장안마 · The LINQ Promenade. Las Vegas